Hari Maritim Nasional Pengingat Jati Diri Bangsa Bahari Indonesia

Selasa, 23 September 2025 | 16:06:45 WIB
Hari Maritim Nasional Pengingat Jati Diri Bangsa Bahari Indonesia

JAKARTA - Hari Maritim Nasional selalu menjadi momentum penting untuk merefleksikan jati diri bangsa. Dengan lautan yang mencakup hampir dua pertiga wilayah, Indonesia menyimpan potensi luar biasa sebagai negara maritim terbesar di dunia. Peringatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan pengingat akan kekayaan laut yang harus dikelola demi kesejahteraan rakyat.

Momentum tersebut juga menegaskan kembali pentingnya laut sebagai penopang kehidupan masyarakat Indonesia. Mulai dari sektor perikanan, perdagangan, transportasi, hingga pariwisata, laut telah menjadi sumber penghidupan yang tidak ternilai. Dengan begitu, Hari Maritim Nasional sekaligus mengajak bangsa untuk menjaga dan melestarikan wilayah laut agar tetap produktif.

Sejarah Lahirnya Hari Maritim Nasional

Penetapan Hari Maritim Nasional berakar dari Surat Keputusan Presiden Nomor 249 Tahun 1964 yang ditandatangani Presiden Soekarno. Keputusan ini diambil sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan bangsa dalam memperkuat identitas sebagai negara bahari. Dengan demikian, peringatan ini telah memasuki usia ke-61 tahun pada 2025.

Akar sejarahnya dapat ditelusuri sejak tahun 1953, saat Presiden Soekarno meresmikan Angkatan Laut. Dalam pidatonya, beliau menekankan bahwa bangsa Indonesia harus kembali menjadi bangsa pelaut sejati. Pesan tersebut bukan hanya simbolis, tetapi dorongan untuk membangun armada niaga, militer, hingga sumber daya manusia yang berdaya saing di lautan.

Pesan Bung Karno Tentang Bangsa Pelaut

Dalam salah satu pidatonya, Bung Karno menegaskan, "Usahakan agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya, bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekedar menjadi jongos-jongos di kapal. Tetapi, bangsa pelaut dalam arti kata cakrawala samudera." Pesan ini merefleksikan cita-cita besar Indonesia sebagai bangsa yang kuat di laut.

Makna “bangsa pelaut” yang disampaikan Soekarno tidak sebatas pekerjaan di kapal, melainkan sebuah identitas yang menyeluruh. Bangsa pelaut berarti memiliki armada dagang, armada militer, dan aktivitas maritim yang mampu menandingi gelombang samudera. Inilah yang terus menjadi inspirasi generasi berikutnya dalam mengelola potensi laut.

Deklarasi Djuanda dan Kedaulatan Laut Indonesia

Momentum besar lain dalam sejarah kemaritiman Indonesia adalah Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja menegaskan bahwa laut di sekitar, di antara, dan di dalam kepulauan Indonesia adalah satu kesatuan wilayah kedaulatan. Prinsip ini kemudian diakui dunia melalui Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS).

Deklarasi tersebut menjadi landasan kuat bagi Indonesia dalam mengamankan kedaulatan lautnya. Tidak hanya mempertegas batas teritorial, tetapi juga memastikan seluruh aktivitas di laut mendukung kepentingan nasional. Hingga kini, semangat Deklarasi Djuanda tetap relevan dalam menjaga integritas wilayah dan kedaulatan negara.

Laut Sebagai Penopang Pembangunan Nasional

Sebagai negara maritim, laut bukan sekadar ruang pemisah, melainkan jembatan penghubung antarpulau. Potensi ekonomi yang lahir dari sektor maritim sangat besar, mulai dari perikanan tangkap, budidaya laut, hingga logistik dan pelayaran. Semua ini memberi kontribusi nyata bagi pembangunan nasional.

Selain itu, laut juga menjadi jalur strategis bagi perdagangan internasional. Posisi Indonesia yang berada di jalur silang dunia membuat laut menjadi aset penting dalam diplomasi ekonomi. Dengan pengelolaan yang baik, potensi laut mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Refleksi dan Harapan untuk Masa Depan Maritim

Peringatan Hari Maritim Nasional seharusnya menjadi ajakan bagi seluruh masyarakat untuk lebih peduli terhadap laut. Penegakan hukum di laut, pemberantasan pencurian ikan, serta pengendalian pencemaran laut perlu terus diperkuat. Semua ini demi menjaga keberlanjutan sumber daya laut untuk generasi mendatang.

Ke depan, diharapkan Indonesia mampu melahirkan kembali semangat bangsa pelaut sejati. Bukan hanya dalam arti mempertahankan kedaulatan, tetapi juga menjadikan laut sebagai pusat inovasi, pariwisata, dan ekonomi biru yang berkelanjutan. Semangat ini akan mengantar Indonesia menuju kejayaan sebagai poros maritim dunia.

Terkini