Penemuan Genetik Baru Ungkap Rahasia Panjang Umur

Kamis, 02 Oktober 2025 | 11:01:40 WIB
Penemuan Genetik Baru Ungkap Rahasia Panjang Umur

JAKARTA - Umur panjang manusia selalu menjadi misteri yang menarik para ilmuwan. Studi terbaru di Spanyol mengungkap petunjuk baru setelah meneliti kesehatan Maria Branyas, salah satu orang tertua di dunia yang wafat pada 2024 di usia 117 tahun.

Branyas menjadi fokus penelitian karena kondisi kesehatannya yang luar biasa meski usianya sudah sangat lanjut. Tim ilmuwan menemukan bahwa ia memiliki varian genetik langka yang terkait dengan umur panjang, kekebalan tubuh, serta kesehatan jantung dan otak.

Genom dan Sel Tubuh yang Tetap Muda

Penelitian ini menggunakan sampel darah, air liur, urine, dan feses yang disumbangkan Branyas sebelum wafat. Hasilnya menunjukkan bahwa sel-sel tubuhnya terasa atau berperilaku jauh lebih muda dibanding usia kronologisnya.

Menurut tim ilmuwan di Josep Carreras Leukaemia Research Institute, Barcelona, Branyas mampu melampaui harapan hidup rata-rata perempuan di Catalonia lebih dari 30 tahun. Kondisi ini menunjukkan bahwa usia kronologis tidak selalu mencerminkan kesehatan biologis.

Kesehatan jantung Branyas juga menonjol. Ia tercatat sehat secara kardiovaskular, memiliki tingkat peradangan rendah, kadar kolesterol “baik” tinggi, dan kolesterol “jahat” rendah. Semua indikator ini menjadi kunci dalam mendukung umur panjang yang sehat.

Menariknya, meski telomere miliknya sangat pendek, para peneliti menilai kondisi ini justru memberi keuntungan. Sel yang lebih singkat berpotensi mencegah kanker berkembang, sebuah temuan yang bertentangan dengan anggapan umum tentang telomere.

Gaya Hidup dan Faktor Lingkungan

Selain faktor genetik, Branyas menjalani gaya hidup yang aktif secara fisik, sosial, dan mental. Pola makan Mediterania yang diterapkannya, termasuk konsumsi yogurt, diyakini berkontribusi pada kesehatan jangka panjang.

Aktivitas sosial yang rutin dan stimulasi mental membantu menjaga fungsi otak tetap optimal. Branyas menunjukkan bahwa kombinasi genetik dan gaya hidup sehat dapat berperan besar dalam memperpanjang umur manusia.

Meskipun studi ini hanya berdasarkan satu individu, para ilmuwan menilai temuan tersebut membuka peluang besar. Biomarker penuaan sehat dan strategi memperpanjang usia manusia dapat diteliti lebih lanjut dari hasil studi Branyas.

Para peneliti yang dipimpin oleh pakar epigenetik Eloy Santos-Pujol dan Aleix Noguera-Castells menekankan bahwa usia lanjut tidak selalu identik dengan kesehatan buruk. Branyas menjadi bukti bahwa kesehatan optimal dapat tercapai hingga usia sangat tua.

Hasil penelitian ini memberi pandangan baru tentang penuaan. Tidak hanya faktor genetik, tetapi juga pola hidup sehat, diet seimbang, dan aktivitas fisik rutin, semuanya saling mendukung umur panjang dan kualitas hidup yang baik.

Selanjutnya, penelitian lanjutan diharapkan dapat menemukan biomarker tambahan untuk menilai penuaan sehat pada manusia. Temuan ini membuka pintu untuk memahami bagaimana faktor genetik dan lingkungan dapat bekerja sama dalam memperpanjang usia.

Studi Branyas menjadi inspirasi bahwa kualitas hidup dapat dijaga meski usia terus bertambah. Dengan kombinasi genetik, gaya hidup, dan kesadaran akan kesehatan, manusia berpeluang hidup lebih lama dan lebih sehat.

Dengan penemuan ini, para ilmuwan optimistis bahwa rahasia umur panjang bisa semakin dipahami. Studi Branyas menawarkan harapan bagi penelitian penuaan dan pengembangan strategi untuk mencapai kehidupan yang lebih panjang dan sehat.

Terkini