Harga Sembako Naik Lagi, Telur Ayam Tembus Rp32 Ribu per Kilogram

Minggu, 19 Oktober 2025 | 09:47:06 WIB
Harga Sembako Naik Lagi, Telur Ayam Tembus Rp32 Ribu per Kilogram

JAKARTA - Kenaikan harga sembako kembali menjadi perhatian utama masyarakat menjelang akhir Oktober 2025. Salah satu komoditas yang mencuri perhatian adalah telur ayam ras, yang hingga Minggu, 19 Oktober 2025, masih bertahan di level tinggi di berbagai daerah Indonesia.

Data menunjukkan, harga telur ayam ras kini berkisar antara Rp31.000 hingga Rp32.000 per kilogram. Kondisi ini menandakan bahwa tekanan harga sembako, khususnya bahan pangan pokok, masih belum sepenuhnya mereda di pasar tradisional.

Harga Telur Ayam di Berbagai Daerah Masih di Atas Rp31.000

Di kawasan Jabodetabek, harga telur ayam ras rata-rata mencapai Rp31.500 per kilogram dan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Kondisi serupa terjadi di Bandung, di mana harga justru sedikit lebih tinggi mencapai Rp32.200 per kilogram.

Sementara di Surabaya, harga berada di kisaran Rp31.000 per kilogram, dan di Yogyakarta tercatat Rp30.800 per kilogram. Di wilayah Sumatera Utara, terutama di Medan dan sekitarnya, harga stabil di angka Rp31.000 per kilogram, mengikuti tren harga nasional.

Sentra produksi seperti Blitar, Kediri, dan Purwokerto juga mengalami perbedaan harga mencolok antara tingkat peternak dan konsumen. Harga di tingkat peternak tercatat sekitar Rp26.000 hingga Rp27.000 per kilogram, sedangkan di pasar konsumen mencapai Rp31.000 hingga Rp32.000 per kilogram.

Biaya Produksi dan Permintaan Tinggi Tekan Harga Sembako

Salah satu penyebab utama sulitnya harga telur turun adalah biaya pakan yang masih tinggi. Pakan berbasis jagung dan kedelai mengalami kenaikan harga sejak Agustus akibat fluktuasi harga bahan baku global.

Menurut analis pangan nasional, faktor permintaan juga memengaruhi kestabilan harga sembako. Sektor hotel, restoran, dan katering (Horeka) yang mulai pulih pasca musim liburan turut mendorong permintaan telur ayam tetap tinggi.

Dengan kombinasi antara biaya produksi yang meningkat dan permintaan yang kuat, harga telur ayam sulit turun signifikan meskipun pasokan mulai membaik.

Pemerintah Terus Pantau dan Jaga Kestabilan Harga Telur

Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus memantau dinamika harga sembako, termasuk telur ayam ras. Langkah utama yang ditempuh adalah memperkuat koordinasi antara peternak, koperasi, dan pemerintah daerah agar rantai distribusi tetap lancar.

Selain itu, pemerintah juga menggencarkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang melibatkan pelaku usaha unggas nasional. Program ini ditujukan untuk menekan potensi lonjakan harga menjelang akhir tahun.

Menurut Bapanas, harga telur ayam yang bertahan di kisaran Rp31.000 hingga Rp32.000 per kilogram masih dianggap wajar selama inflasi pangan terkendali. Namun, pengawasan terus dilakukan agar harga sembako lain tidak ikut terdorong naik.

Perbandingan Harga Telur Ayam di Beberapa Provinsi

Kenaikan harga sembako tak hanya terjadi di Jawa, tetapi juga di luar Pulau Jawa. Berikut rata-rata harga telur ayam ras pada Minggu, 19 Oktober 2025:

Jakarta: Rp31.500/kg

Jawa Barat: Rp31.800/kg

Jawa Tengah: Rp30.900/kg

Jawa Timur: Rp31.200/kg

Sumatera Utara: Rp31.000/kg

Kalimantan Selatan: Rp32.000/kg

Sulawesi Selatan: Rp30.500/kg

Perbedaan harga ini menunjukkan adanya ketimpangan distribusi antarwilayah. Daerah dengan pasokan terbatas cenderung memiliki harga lebih tinggi, terutama di luar Pulau Jawa yang biaya logistiknya lebih besar.

Cuaca dan Distribusi Jadi Faktor Penentu Harga ke Depan

Pedagang memperkirakan harga telur ayam bisa kembali naik menjelang akhir bulan jika distribusi dari peternak terganggu akibat cuaca ekstrem. Biaya transportasi dan pasokan pakan juga berpotensi mendorong kenaikan harga sembako lainnya.

Kondisi ini membuat pemerintah perlu menjaga kelancaran rantai pasok agar harga tetap terkendali. Pengawasan distribusi dari daerah surplus ke daerah defisit terus dilakukan untuk menjaga ketersediaan telur di pasar.

Dengan kebijakan distribusi yang tepat, diharapkan harga sembako, terutama telur ayam, bisa kembali stabil menjelang masa liburan akhir tahun.

Masyarakat Diminta Cermat Pantau Harga Sembako

Bapanas mengimbau masyarakat untuk tetap bijak dalam berbelanja kebutuhan pokok. Pemantauan harga melalui situs resmi seperti pihps.kemendag.go.id dapat membantu masyarakat mengetahui perkembangan harga sembako secara akurat.

Transparansi informasi diharapkan mencegah panic buying dan spekulasi harga di tingkat pasar. Selain itu, konsumen juga didorong untuk membeli sesuai kebutuhan agar permintaan tetap stabil dan harga tidak melonjak.

Langkah kolaboratif antara pemerintah, pelaku usaha, dan konsumen menjadi kunci utama menjaga keseimbangan pasar. Dengan koordinasi yang baik, kestabilan harga sembako dapat terus dijaga demi melindungi daya beli masyarakat.

Sembako Tetap Jadi Fokus Kebijakan Ekonomi Nasional

Harga telur ayam ras yang masih tinggi menunjukkan betapa sensitifnya sektor pangan terhadap fluktuasi global dan kondisi domestik. Pemerintah menempatkan sembako sebagai prioritas dalam kebijakan pengendalian inflasi nasional.

Kebijakan penguatan produksi dalam negeri, diversifikasi pakan ternak, serta peningkatan efisiensi distribusi diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang. Melalui sinergi lintas sektor, kestabilan harga sembako akan lebih mudah dijaga meski menghadapi tekanan pasar global.

Dalam waktu dekat, pemerintah juga akan memperluas kerja sama dengan koperasi dan asosiasi peternak untuk memastikan pasokan telur ayam tetap terjaga. Dengan langkah konkret ini, masyarakat diharapkan tidak lagi terbebani oleh kenaikan harga sembako yang berkelanjutan.

Terkini