Industri Otomotif Indonesia Tembus Pasar Amerika Latin

Selasa, 21 Oktober 2025 | 23:00:16 WIB
Industri Otomotif Indonesia Tembus Pasar Amerika Latin

JAKARTA - Indonesia kian agresif memperluas jangkauan ekspornya ke kawasan Amerika Latin. 

Pemerintah kini memfokuskan strategi pada tiga sektor unggulan, yakni otomotif, alas kaki, serta produk turunan kelapa sawit. Langkah ini merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah dalam memperkuat posisi Indonesia di pasar nontradisional yang potensinya terus berkembang.

Upaya tersebut diwujudkan melalui penerapan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan dua negara penting di kawasan, yaitu Cile dan Peru. Kesepakatan ini dinilai menjadi jembatan emas bagi produk Indonesia agar lebih kompetitif di kancah global.

Pemerintah berharap, dengan adanya CEPA, hambatan tarif dapat diminimalkan dan produk lokal mampu bersaing dari sisi harga dan kualitas. Hal ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia tidak hanya ingin menjadi pemain regional, tetapi juga kekuatan ekonomi yang diperhitungkan di Amerika Latin.

Peran Strategis CEPA dalam Membuka Akses Ekspor

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, menegaskan bahwa CEPA berfungsi sebagai pintu masuk strategis bagi ekspansi produk unggulan Indonesia ke Amerika Latin. Ia menyebut bahwa kemitraan dengan Cile dan Peru merupakan bagian penting dari peta besar diplomasi ekonomi Indonesia.

“Peru dan Cile adalah mitra penting Indonesia. Dengan CEPA, produk kita lebih mudah bersaing di pasar global yang ketat,” ujarnya. Pernyataan tersebut menegaskan optimisme pemerintah terhadap potensi besar yang dimiliki pasar Amerika Latin untuk produk-produk nasional.

Berdasarkan data, sejak CEPA mulai berlaku, sekitar 90 persen produk ekspor Indonesia ke Cile kini bebas dari tarif impor. Capaian ini langsung berdampak pada peningkatan kinerja ekspor, dengan pertumbuhan sebesar 15,54 persen pada periode 2021–2024. Nilai ekspor pun mencapai USD 339,88 juta pada tahun 2024, menghasilkan surplus perdagangan hingga USD 203,3 juta.

Otomotif Jadi Andalan Utama Penetrasi Pasar

Dari seluruh sektor yang diandalkan, industri otomotif menjadi ujung tombak dalam upaya menembus pasar Amerika Latin. Mobil-mobil buatan Indonesia kini kian dikenal di Cile dan Peru, terutama dari merek-merek besar seperti Toyota, Mitsubishi, dan Suzuki.

Kariyanto Hardjosoemarto, Head of Market Development GAIKINDO, mengungkapkan bahwa potensi pasar kendaraan utuh (CBU) di kawasan tersebut sangat besar. “Ekspor kendaraan listrik juga akan jadi fokus ke depan. Kapasitas produksi nasional cukup besar, jadi masih banyak ruang untuk ekspor,” ujarnya.

Dengan dukungan kebijakan industri dalam negeri serta dorongan dari pemerintah, produsen kendaraan nasional kini semakin percaya diri menghadapi kompetisi global. Selain kendaraan konvensional, ekspor mobil listrik menjadi simbol transformasi menuju industri otomotif hijau yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Alas Kaki dan Produk Tekstil Jadi Komoditas Unggulan Baru

Selain otomotif, produk alas kaki dan pakaian olahraga turut menjadi sektor yang digencarkan. Indonesia dikenal memiliki industri alas kaki dengan kualitas tinggi yang mampu bersaing di pasar internasional. Melalui CEPA, hambatan tarif yang selama ini menjadi kendala kini berhasil ditekan.

Ketua APRISINDO Jawa Barat, Henny Setiadi, menjelaskan bahwa tarif masuk alas kaki di Cile kini turun hingga 0–6 persen. “Ini peluang besar bagi pelaku industri dalam negeri untuk memperluas pangsa pasar dan memperkuat daya saing global,” ujarnya.

Produk alas kaki asal Indonesia kini mulai menembus berbagai pasar ritel di Cile dan Peru. Desain yang modis, kualitas bahan yang baik, serta efisiensi biaya produksi menjadi faktor utama yang membuat produk Indonesia diminati. Industri ini pun diharapkan mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja dan meningkatkan nilai tambah bagi ekonomi nasional.

Produk Turunan Kelapa Sawit Didorong ke Pasar Baru

Selain dua sektor unggulan tersebut, pemerintah juga menargetkan peningkatan ekspor produk turunan kelapa sawit. Permintaan pasar global terhadap produk berbasis minyak sawit seperti oleokimia, sabun, dan bahan baku kosmetik terus meningkat. Cile dan Peru menjadi dua negara potensial yang dapat dijadikan basis ekspansi baru.

Dengan keunggulan harga dan efisiensi produksi, Indonesia berpotensi memperluas pangsa pasarnya di kawasan tersebut. Pemerintah mendorong pelaku industri agar memanfaatkan fasilitas perdagangan dari CEPA untuk meningkatkan daya saing ekspor.

Produk turunan kelapa sawit juga dinilai memiliki peluang besar untuk masuk ke sektor industri pengolahan makanan dan energi terbarukan di Amerika Latin, menjadikannya salah satu komoditas masa depan Indonesia di pasar global.

Sinergi Pemerintah dan Industri untuk Ekspor Berkelanjutan

Keberhasilan dalam memperluas ekspor ke Amerika Latin tidak lepas dari sinergi erat antara pemerintah dan pelaku industri. Pemerintah berperan dalam membuka akses pasar dan menyiapkan kebijakan yang kondusif, sementara pelaku usaha memastikan produk nasional memiliki standar mutu internasional.

Langkah diplomatik seperti CEPA menjadi bukti nyata komitmen pemerintah untuk menghadirkan ekosistem perdagangan yang sehat dan berdaya saing. Dengan dukungan berbagai kebijakan, sektor otomotif, alas kaki, dan kelapa sawit diharapkan mampu memperkuat neraca perdagangan nasional.

Melalui pendekatan terintegrasi ini, Indonesia bukan hanya memperluas pasar, tetapi juga membangun reputasi sebagai mitra dagang yang andal di kawasan Amerika Latin. Harapannya, strategi ini mampu memperkokoh posisi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru yang berorientasi ekspor dan berdaya saing global.

Terkini