Kontroversi

Kontroversi Tilly Norwood Pemicu Debat Aktor dan AI

Kontroversi Tilly Norwood Pemicu Debat Aktor dan AI
Kontroversi Tilly Norwood Pemicu Debat Aktor dan AI

JAKARTA - Hollywood tengah diguncang kontroversi menyusul kemunculan Tilly Norwood, aktris pertama yang sepenuhnya diciptakan menggunakan kecerdasan buatan (AI). Karakter ini diperkenalkan oleh studio talenta Xicoai di bawah perusahaan Particle6, memicu protes dari kalangan aktor dan aktris profesional.

Screen Actors Guild-American Federation of Television and Radio Artists (SAG-AFTRA) mengecam kehadiran Tilly Norwood. Serikat pekerja ini menegaskan bahwa akting harus tetap menjadi ranah manusia, bukan digantikan oleh program komputer.

“Kreativitas adalah, dan seharusnya tetap, berpusat pada manusia, serta menentang penggantian aktor manusia dengan sosok sintetis,” demikian pernyataan SAGAFTRA.

Kritik dari Kalangan Profesional

Menurut SAG-AFTRA, Tilly Norwood bukanlah aktor sejati. Karakter ini hanyalah hasil program komputer yang dilatih menggunakan karya dari banyak aktor profesional, tanpa izin maupun kompensasi. Hal ini dinilai melanggar etika industri sekaligus merugikan para pekerja seni.

“Dia tidak memiliki pengalaman hidup untuk dijadikan sumber inspirasi, tidak memiliki emosi, dan sejauh yang kami lihat, penonton tidak tertarik menyaksikan konten hasil komputer yang terlepas dari pengalaman manusia,” tegas serikat itu.

Kehadiran Tilly Norwood, menurut SAG-AFTRA, justru menimbulkan masalah baru. Alih-alih memberikan solusi kreatif, aktris AI ini memanfaatkan karya manusia tanpa izin, menggusur aktor dari pekerjaan mereka, dan melemahkan makna seni yang diciptakan manusia.

“Para produser yang telah menandatangani perjanjian dengan kami harus menyadari bahwa mereka tidak boleh menggunakan aktor sintetis tanpa mematuhi kewajiban kontraktual kami. Ini termasuk pemberitahuan dan perundingan setiap kali aktor sintetis akan digunakan,” tambah pernyataan resmi serikat.

Boikot dan Seruan dari Aktor Hollywood

Kontroversi ini tidak berhenti di pernyataan serikat. Sejumlah aktor dan aktris Hollywood menyerukan boikot terhadap studio atau agensi yang tertarik mengontrak Tilly Norwood. Protes ini muncul setelah pendiri Xicoai, Eline Van der Velden, menyiratkan minat sejumlah agensi bakat terhadap karakter AI tersebut dalam panel Zurich Summit di Zurich Film Festival 2025.

Aktris Barrera mengunggah di Instagram Story, “Semoga semua aktor yang diwakili oleh agensi yang melakukan hal ini segera meninggalkan mereka.” Seruan serupa disampaikan Clemons yang menulis, “Bongkar nama agensinya. Aku mau tahu siapa saja.”

Selain itu, Mara Wilson menyoroti aspek etis dari pembuatan Tilly Norwood. “Bagaimana dengan ratusan wanita muda yang wajahnya digabungkan untuk menjadi dia? Kalian tidak bisa merekrutnya begitu saja,” tulis Wilson. Kritik ini menunjukkan kekhawatiran terkait privasi dan hak atas identitas visual para individu.

Dampak Bagi Industri dan Publik

Kehadiran aktris AI seperti Tilly Norwood menimbulkan dilema baru bagi industri hiburan. Di satu sisi, teknologi memungkinkan eksplorasi kreatif dan produksi konten yang lebih cepat. Namun di sisi lain, hal ini menimbulkan risiko bagi pekerjaan aktor manusia, merusak nilai seni, serta menimbulkan perdebatan etis terkait hak cipta dan privasi.

Beberapa produser melihat Tilly Norwood sebagai inovasi yang bisa menghemat biaya produksi. Namun, menurut banyak aktor, kehadiran aktris AI menimbulkan ketidakadilan dan melemahkan nilai pengalaman manusia yang menjadi inti seni pertunjukan.

Debat ini juga membuka diskusi lebih luas mengenai batas penggunaan AI di dunia hiburan. Seberapa jauh teknologi boleh menggantikan kreativitas manusia? Apakah penonton akan tetap tertarik pada karakter yang sepenuhnya sintetis, tanpa emosi dan pengalaman hidup nyata?

SAG-AFTRA menekankan pentingnya regulasi yang jelas agar penggunaan AI di industri hiburan tidak merugikan para pekerja seni. Mereka menyerukan agar setiap produser atau agensi memahami batasan etis sebelum mempekerjakan atau mempromosikan aktor AI.

Meski begitu, pihak studio Xicoai menegaskan bahwa Tilly Norwood adalah hasil inovasi teknologi yang menunjukkan potensi AI di dunia hiburan. Mereka menilai karakter ini bukan untuk menggantikan manusia, melainkan memperluas kemungkinan kreasi dan visualisasi dalam produksi film maupun serial.

Namun, tanggapan publik juga terbagi. Sebagian penonton tertarik dengan konsep aktris AI, menganggapnya sebagai eksperimen futuristik. Sebagian lain, khususnya penggemar akting tradisional, merasa kehadiran Tilly Norwood mengurangi nilai seni pertunjukan yang memerlukan emosi dan pengalaman manusia.

Di tengah protes dan perdebatan, Tilly Norwood tetap menjadi simbol kontroversi AI di Hollywood. Langkah studio dan agensi dalam mengembangkan karakter sintetis ini memicu perbincangan global mengenai hubungan manusia dan teknologi dalam industri hiburan.

Kritik yang muncul dari aktor profesional, serikat pekerja, dan pengamat industri memperlihatkan ketegangan antara inovasi teknologi dan pelestarian profesi seni. Ke depan, dialog antara produser, aktor, dan pihak berwenang diperlukan untuk menetapkan batasan yang adil bagi penggunaan AI.

Sementara itu, sejumlah panel diskusi dan forum internasional mulai membahas etika penggunaan AI dalam seni peran, termasuk hak atas wajah, suara, dan gerak tubuh individu yang digabungkan dalam karakter sintetis. Hal ini menunjukkan bahwa kontroversi Tilly Norwood bukan sekadar isu lokal, tetapi juga global.

Akhirnya, kontroversi ini menjadi pengingat penting bagi industri hiburan. Inovasi teknologi harus berjalan seiring dengan prinsip etika dan keadilan, agar perkembangan AI tidak merugikan para kreator manusia yang telah menjadi fondasi seni pertunjukan selama bertahun-tahun.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index