BCA

Investor Antisipasi Kinerja Asuransi BCA di Tengah Tekanan Pasar

Investor Antisipasi Kinerja Asuransi BCA di Tengah Tekanan Pasar
Investor Antisipasi Kinerja Asuransi BCA di Tengah Tekanan Pasar

JAKARTA - Menjelang rilis kinerja keuangan sembilan bulan pertama tahun ini, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencuri perhatian pasar. 

Di tengah tekanan besar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), saham BBCA justru menguat tajam. Dalam perdagangan akhir pekan lalu, saham BBCA naik 2,74% ke level Rp 7.500 per lembar.

Penguatan tersebut melanjutkan tren positif sehari sebelumnya, di mana saham BCA juga meningkat 0,69%. Kondisi ini kontras dengan penurunan IHSG yang anjlok hingga 2,57% ke posisi 7.915.

Kenaikan harga saham BBCA menjadi indikasi kuat bahwa investor tengah menaruh harapan besar pada hasil kinerja keuangan bank swasta terbesar di Indonesia itu.

Ketangguhan BBCA di Tengah Koreksi Saham Konglomerasi

Sementara saham BBCA mencatatkan penguatan, sejumlah saham milik konglomerat lainnya justru anjlok tajam. Saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) turun 7,12%, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) melemah 8,72%, dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) bahkan terkoreksi hingga 13,88%.

Koreksi besar-besaran pada saham konglomerasi ini menunjukkan tekanan besar yang sedang terjadi di pasar modal. Namun, di sisi lain, BBCA justru menjadi pengecualian dengan performa yang tetap stabil.

Sektor finansial juga tidak luput dari pelemahan, dengan saham-saham besar seperti BBRI, BMRI, dan BBNI masing-masing turun hingga lebih dari 1%.

Harapan Investor Jelang Pengumuman Kinerja Kuartal III BBCA

Analis pasar menilai, bertahannya saham BBCA di tengah pelemahan IHSG bukan tanpa alasan. Investor disebut tengah menunggu pengumuman kinerja keuangan kuartal III-2025 yang dijadwalkan dirilis hari ini.

Jonathan Gunawan, analis dari Trimegah Sekuritas, menjelaskan bahwa ekspektasi terhadap hasil kinerja BBCA sangat tinggi. Hal ini karena pada kuartal II-2025 lalu, BBCA menjadi satu-satunya bank besar yang masih mampu mencatat pertumbuhan positif.

Menurut Jonathan, valuasi saham BBCA saat ini justru tergolong menarik karena sudah berada di bawah rata-rata historisnya. Ketika pasar kembali stabil, potensi rebound lebih lanjut pada saham BBCA dinilai sangat besar.

Kinerja Fundamental BBCA Tetap Kokoh di Tengah Dinamika Ekonomi

Data keuangan hingga Agustus menunjukkan bahwa fundamental BBCA masih sangat kuat. Laba bersih bank mencapai Rp 39,06 triliun, tumbuh 8,52% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pendapatan bunga bersih meningkat 5,08% menjadi Rp 53,12 triliun, sementara pendapatan non-bunga melonjak 18,9% menjadi Rp 18,3 triliun. Kinerja ini menunjukkan

kemampuan BBCA menjaga efisiensi dan diversifikasi pendapatan di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.
Dari sisi efisiensi, rasio beban terhadap pendapatan (CIR) BCA tercatat hanya 29,1%, menjadi salah satu yang terendah di industri perbankan nasional.

Pertumbuhan Kredit dan Dana Pihak Ketiga Dorong Performa BBCA

Keberhasilan BBCA dalam menjaga kinerja juga terlihat dari sisi penyaluran kredit dan pengelolaan dana pihak ketiga (DPK). Hingga Agustus, total kredit yang disalurkan mencapai Rp 920,87 triliun, tumbuh 9,28% secara tahunan.

Pertumbuhan ini jauh melampaui rata-rata industri yang hanya sekitar 7,3%. Di sisi lain, total DPK BBCA mencapai Rp 1.160 triliun dengan rasio dana murah (CASA) yang mendominasi hingga 83,5%.

Tingginya proporsi dana murah ini menjadi kekuatan utama BBCA dalam menjaga margin bunga bersih (NIM) tetap solid, meskipun likuiditas di sektor perbankan sedang mengetat.

Prospek Positif BBCA di Tengah Rotasi Sektor Jangka Pendek

Menurut Jonathan Gunawan, koreksi yang terjadi di sektor perbankan beberapa waktu terakhir lebih disebabkan oleh rotasi sektor jangka pendek, bukan karena penurunan fundamental.

Dengan posisi keuangan yang sehat dan likuiditas yang kuat, BBCA dinilai akan menjadi bank pertama yang memimpin pemulihan harga saham di sektor finansial ketika kondisi pasar kembali stabil.

Kombinasi antara efisiensi operasional, rasio CASA tinggi, dan pertumbuhan kredit yang solid menjadikan BBCA tetap menjadi pilihan utama investor yang mencari stabilitas dan kinerja jangka panjang.

Penguatan saham BBCA di tengah tekanan IHSG menunjukkan kepercayaan pasar terhadap fundamental bank yang tetap solid. Investor menilai, hasil kinerja kuartal III yang segera dirilis akan memperkuat optimisme terhadap prospek pertumbuhan BBCA di sisa tahun ini.

Dengan efisiensi terbaik di industri dan kemampuan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan kredit dan likuiditas, BBCA terus menunjukkan ketangguhannya sebagai pilar utama sektor perbankan nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index