Saham

Lo Kheng Hong Tetap Dominan di Saham PGAS Kuartal III

Lo Kheng Hong Tetap Dominan di Saham PGAS Kuartal III
Lo Kheng Hong Tetap Dominan di Saham PGAS Kuartal III

JAKARTA - Lo Kheng Hong tetap menjadi salah satu pemegang saham individu terbesar PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) sepanjang kuartal III/2025. Hingga akhir Agustus 2025, Lo tercatat memegang 273,78 juta lembar saham, setara 1,13% dari total saham perusahaan.

Dengan kepemilikan ini, Lo menempati posisi ketujuh daftar pemegang saham PGAS terbesar. Posisi dan jumlah sahamnya tidak berubah dibandingkan akhir Juni 2025, menegaskan konsistensi Lo dalam menahan saham PGAS meski pasar bergerak dinamis.

Posisi Lo Kheng Hong Dibanding Investor Lain

Lo menjadi satu-satunya investor individu yang masuk daftar pemegang saham utama PGAS. Di bawahnya, terdapat BlackRock Inc. yang menempati posisi kedelapan dengan kepemilikan 203,65 juta lembar atau 0,84% per akhir Agustus 2025, meningkat dari periode sebelumnya.

Kedua investor ini menunjukkan strategi berbeda; Lo mempertahankan posisinya, sementara BlackRock menambah kepemilikan. Tren ini mencerminkan minat berkelanjutan investor institusi dan individu terhadap saham PGAS.

Kinerja Keuangan PGAS Semester I/2025

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, PGAS membukukan pendapatan sebesar US$1,93 miliar, naik 5,37% year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan berasal dari transaksi dengan pihak berelasi senilai US$669,40 juta dan pihak ketiga senilai US$1,26 miliar.

Mayoritas pendapatan berasal dari niaga gas bumi, dengan kontribusi segmen industri dan komersial mencapai US$1,32 miliar. Segmen rumah tangga dan SPBG masing-masing memberikan kontribusi US$24,74 juta dan US$1,99 juta.

Beban pokok pendapatan PGAS juga naik 13,02% YoY menjadi US$1,61 miliar dibandingkan US$1,43 miliar pada semester I/2024. Kenaikan beban ini menekan laba bruto perseroan menjadi US$319,61 juta, turun 21,51% YoY dari US$407,22 juta.

Laba Bersih dan Profitabilitas

Setelah dikurangi beban, PGAS mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$144,42 juta atau setara Rp2,34 triliun. Laba bersih ini turun 22,6% dibandingkan semester I/2024 yang mencapai US$186,60 juta atau Rp3,02 triliun.

Laba bersih per saham ikut turun, dari US$0,008 menjadi US$0,006. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan beban pokok pendapatan meski pendapatan meningkat.

Strategi Lo Kheng Hong dan Implikasi Pasar

Konsistensi Lo Kheng Hong menahan saham PGAS menunjukkan keyakinannya terhadap prospek jangka panjang perusahaan. Posisi sebagai pemegang saham individu terbesar juga mencerminkan strategi investasi yang berfokus pada stabilitas dan potensi pertumbuhan PGAS.

Sementara itu, pertumbuhan kepemilikan investor institusi seperti BlackRock menambah likuiditas saham dan memberikan sinyal positif bagi pasar. Keduanya menunjukkan bahwa saham PGAS tetap menarik bagi investor yang mencari kestabilan dan prospek dividen.

Tren Pasar dan Perspektif Investor

Kinerja PGAS di tengah fluktuasi harga energi menunjukkan resilien. Pendapatan meningkat, tetapi laba menurun akibat biaya pokok yang naik. Hal ini menjadi pertimbangan investor dalam menilai risiko dan potensi return jangka panjang.

Investor individu seperti Lo Kheng Hong cenderung melihat prospek fundamental dan pertumbuhan perusahaan, sementara investor institusi menyesuaikan posisi mereka berdasarkan likuiditas dan tren pasar. Kombinasi keduanya membuat saham PGAS tetap menjadi salah satu saham unggulan di Bursa Efek Indonesia.

Pandangan Ke Depan

Dengan posisi Lo Kheng Hong yang stabil dan tambahan saham dari institusi seperti BlackRock, PGAS memiliki basis pemegang saham yang kuat. Hal ini penting untuk mendukung strategi pertumbuhan jangka panjang perusahaan, termasuk ekspansi niaga gas bumi dan peningkatan efisiensi operasional.

Secara keseluruhan, meski laba bersih turun, saham PGAS tetap diminati. Keputusan Lo mempertahankan saham menegaskan kepercayaan pada prospek jangka panjang perusahaan. Investor lain juga terus memantau pergerakan saham ini, mengingat potensi stabilitas dividen dan posisi PGAS di sektor energi nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index